METROPOLITAN.ID | Gesekan antara pengemudi ojek online dan sopir angkot memanas. Aksi penghentian pengemudi ojek online di beberapa titik di Kota Bogor berbuntut panjang hingga bentrok. Termasuk di Jalan Gunung Batu, seorang pengemudi ojek online dipukuli sejumlah sopir angkot yang kemarin melakukan aksi mogok. Tak sampai di situ, kericuhan juga terjadi di Jalan KH Abdullah bin Nuh hingga dua mobil angkot habis dihajar massa.
Puncaknya terjadi di Jalan Raya Sholeh Iskandar, tadi malam. Seharian, Bogor terasa mencekam dengan munculnya keributan dan aksi saling serang di mana-mana. Sampai bunyi tembakan pecah di antara kerumunan massa.
Tepat di depan Rumah Makan Saung Kuring, empat kali letusan senjata terdengar di tengah suasana yang memanas. Aksi sweeping ini merupakan buntut bentrokan di Jalan Abdullah bin Nuh pada sore harinya.
Kapolsek Bogor Barat Kompol Indria Ningtias mengatakan, gesekan yang sempat terjadi didasari kesalahpahaman antara pengemudi ojek online dan sopir angkot. Mulanya, seorang pengemudi ojek online tertabrak dari belakang oleh angkot jurusan Cibinong–Pagelaran yang sedang melintas di Jalan Sholeh Iskandar tepatnya di depan RS Hermina hingga harus dibawa ke rumah sakit. Karena situasi antara keduanya sedang ricuh, gesekan pun tak terhindarkan.
“Awalnya ada kesalahpahaman. Kebetulan sopir angkot banyak yang menyampaikan aspirasinya terkait penolakan angkutan online. Kecelakaan ini memperparah keadaan sehingga ada aksi saling sweeping dan saling serang,” kata Indria Ningtias kepada Metropolitan, tadi malam.
Mengantisipasi agar tidak berlanjut, dirinya menyiagakan personel Polsek Bogor Barat yang tergabung dengan personel Polresta Bogor Kota. Indria juga telah menerima laporan soal kecelakaan itu dari rekan korban dan akan mengusut kasus tersebut.
“Kami meminta semua pihak bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi. Kalau ada yang anarkis akan kami proses dengan tegas,” ujarnya.
Pengemudi ojek online yang menjadi korban tabrak lari merupakan warga Cemplang, Yusriza (28). Kabag Ops Polresta Bogor Kota Kompol Tri Suhartanto langsung mengunjunginya di RS Hermina, tadi malam. Tri ingin memastikan informasi mengenai kecelakaan yang disinyalir menjadi pemicu aksi saling serang.
“Kami sengaja mengunjungi saksi langsung yaitu korban sendiri. Alhamdulillah korban sudah sadar. Korban mengalami patah kaki di bawah lutut. Dokter sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Tri kepada Metropolitan.
Meski demikian, Tri belum bisa memastikan apakah kecelakaan tersebut ada unsur kesengajaan atau murni kecelakaan lalu lintas. Yang jelas pada saat kejadian, pengemudi ojek online sedang tidak menggunakan atributnya.
“Kami belum bisa menyimpulkan apakah ada kesengajaan atau tidak. Posisinya memang tabrak lari. Kami sedang mengumpulkan keterangan lebih lanjut untuk memastikan penyebabnya. Kami berharap sopir angkot yang menabrak cepat menyerahkan diri agar bisa clear, jika tidak kami akan cari terus,” tegas Tri.
Untuk itu, dirinya meminta masyarakat, khususnya para pengemudi ojek online menahan diri dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian.
“Intinya kami turut prihatin. Pengemudi ojek online dan pihak lainnya harus bisa menahan diri dan menyerahkan kasus ini ke kepolisian,” ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Chandra Sasongko mengaku telah menyiagakan lebih dari 100 personelnya untuk meredam situasi. Dirinya juga meminta semua pihak tidak mudah terprovokasi dan berlaku anarkis. Dengan tegas, Chandra akan menindak jika menemukan pengemudi atau sopir yang anarkis.
“Kami kerahkan anggota Dalmas Polres Bogor Kota sekitar 50 orang ditambah Dalmas Polres Kabupaten Bogor sebanyak dua peleton dan 20 orang dari TAF Polresta Bogor Kota. Mereka akan disiagakan sampai suasana dirasa tenang,” singkatnya. (fin/c/feb/dit)
0 Komentar