Sebelas Komodo Menetas di Taman Safari


METROPOLITAN.ID | Cisarua. Sebelas telur komodo menetas di Taman Safari Indonesia, KeĀ­camatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Hingga kini masih ada sepuluh telur komodo yang belum menetas. Berdasarkan rilis dari Kementerian LingĀ­kungan Hidup dan Kehutanan, sebelas telur komodo tersebut menetas pada Kamis (2/3). Telur itu menetas setelah dieĀ­rami induknya selama 7-8 bulan. ā€Ini sekaligus memĀ­buktikan bahwa satwa terseĀ­but dapat bertahan hidup dan bertelur di luar habitat aslinya,ā€ kata Kepala Biro Humas KeĀ­menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Djati WitĀ­jaksono Hadi.

Djati mengatakan, komodo biasa bereproduksi pada Mei dan Agustus. Saat ini, pihaknya masih menunggu sepuluh telur lainnya yang masih daĀ­lam proses inkubasi. Komodo adalah satwa liar yang dilinĀ­dungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang KonĀ­servasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999 tenĀ­tang Pengawetan Jenis TumĀ­buhan dan Satwa. Komodo juga sudah terdaftar di IUCN Red List dengan status rentan secara populasi.

Habitat asli reptil purba ini berada di Taman Nasional Pulau Komodo. Data pada 2016, populasi komodo di TN Komodo tercatat sebanyak 3.012 ekor yang tersebar di lima pulau. Yaitu Pulau Padar, Rinca, Komodo, Gili Motang dan Nusa Kode. Jumlah poĀ­pulasi tersebut dipengaruhi masa kawin yang singkat dan ancaman gangguan terhadap habitat alaminya. Selain itu juga menyusutnya jumlah individu betina produktif yang hidup di habitat alaminya. Saat ini, perbandingan jumlah koĀ­modo jantan dan betina adaĀ­lah 3:1.

Karena itu, Balai TN KomoĀ­do KLHK rutin melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung konservasi satwa komodo. Antara lain pengaĀ­manan hutan, inventarisasi satwa mamalia besar (sebagai pakan komodo, red) dan transĀ­lokasi komodo ke pulau yang memiliki daya dukung tinggi. Upaya konservasi yang dilaĀ­kukan KLHK dan lembaga konservasi diharapkan dapat menjaga satwa langka ini dari ancaman kepunahan. Sehingga, komodo yang diĀ­juluki sebagai `world last draĀ­gon` dapat tetap menjadi kekayaan warisan dunia (world heritage) yang dimiliki IndoĀ­nesia. (*/els/run)


Posting Komentar

0 Komentar